Tuesday, October 6, 2009

Padamu.


bismillah...


Detak-detik jantung meriuh
Acap bergelombang darah di dalam situ
Tapi belum.
Belum juga datang sang waktu.

Padamu :�
Adakah engkau dengar sunyinya bertalu?



-untuknya, yang masih saja tak bernama.
Selasa, 06.10.2009, 23:15 wib.

Saturday, October 3, 2009

Dunia Kami


. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .�

Jarum jam berdetik
Dan kami berceloteh
Tentang dunia kami :�
Perasaan kami, wajah fisik kami, apapun tentang hati kami.
Dan kalian tahu?
Pada akhirnya kami, atau mungkin aku, kemudian bertanya:
Mengapa, Tuhan?
Kami tidak bisa!
Tapi Tuhan tersenyum
Menyaksikan polah kanak-kanak kami.

Barangkali Ia bergumam,
Hamba-hamba-Ku ini... lucu-lucu tingkahnya.
Sudah dibilang mereka takkan diberi ujian�tanpa disertai kekuatan
tapi tetap saja bertanya, "mengapa, Tuhan?"

Dan kami masih juga bercakap-cakap malam ini
tentang teman-teman kami, wajah keriput-kulit mengendur, krim apa yang bisa dipakai, totok untuk mengencangkan, "dia", atau "dia", atau "mereka"...

Ahhh...
Dunia kami.

Walau remeh bicara kami, Tuhan...
Tapi mungkin tak sepele permintaan kami.
Kami hanya minta Engkau menjaga,�
sebagaimana Engkau teguhkan Yusuf 'alaihissalaam dari dosa
karena susah nian kami merasa,�
di dunia kami yang apa adanya,
di diri kami yang belum sempurna,

Pasti Engkau mendengar, bukan?



Yaa Muqollibal Quluub, tsabbit quluubuna 'aladdiinik.
Yaa Mushorrifal Quluub, shorrif quluubuna 'alaththoo'atik.
Allahumma arifni nafsii...

Ahad, 4.10.2009, 00:39 am.
special thx to Anibani: kembalikan jam biologisku! hehe...

Wednesday, June 10, 2009

Diam Kita



Dan kita terdiam.
Menekuri hari yang terus berjalan,
dalam bisu yang tak kunjung padam.
Mengapa tak ada bicara,
yang mungkin dapat memecah kebekuan rasa?

Kubiarkan sapa tak terlontar
Dan engkau kukuh dalam sunyi yang kian menampar.
Tapi tak ada yang beranjak.
Tak ada yang berusaha mengusir gusar.
Lalu sampai kapan ia akan terbiar berurat-akar?

Tenggelam kita dalam senyap kata.
Membiarkanmu adalah memberi kesempatan barang sebentar.
Barangkali ada niat yang harus dijaga.
Lebih dari itu, kesungguhan juga perlu ditata,
bersama pengorbanan yang selalu niscaya.

Bukankah engkau ksatria?

Selayaknyalah juangmu merealita,
bukan lagi retorika belaka.
Seharusnya tak kau biarkan waktu berjalan tersia,
atau penyesalan kan datang menyesakkan dada.

Tapi kita masih saja menyimpan suara.
Merenda pikir bercampur gelisah,
dalam jutaan tanya penyulut sangka.

Jika ego itu masih saja bertahta,
tidakkah lebih baik menyerah kita pada Sang Digdaya?

Kelak, kan kupinta tulusmu sebagai panglima.
Dalam balutan kata entah kapan ia tiba,
tapi kuharap tak lagi lama.



Nite Wednesday, 10.06.2009, 11:19pm

Saturday, June 6, 2009

June 2009


"Yaa Allah, Yang Maha Mengetahui
Sesungguhnya kami sangat butuh kepada-Mu atas keinginan-keinginan kami
Maka dekatkanlahkebaikan, kemudahan dan rahmat-Mu atas segala hajat kami
Lapangkanlah dada kami dalam menjalani segala kehendak-Mu
Jadikanlah rasa kasih sayang kami mengalahkan keangkuhan hati kami yang mungkin telah menyakiti hamba-hamba-Mu
Jangan biarkan setitik kesombongan dan ketidakpatuhan itu bertahta di hati kami
Berikanlah kami cahata petunjuk-Mu agar kami dapat terus melangkah lagi
Ampunilah kami, Wahai Yang Maha Penyayang lagi Maha Mengampuni...
Berkahilah setiap urusan kami dan jadikan kami orang-orang yang Engkau ridhoi, di dunia dan akhirat kami...
Aaamiin..."

~dalam sujud di penghujung senja berbalur sepi
Sabtu 06.06.2009, 18 : 38wib

Wednesday, April 8, 2009

8 April



Bismillah...


Apa yang kamu lakukan di saat jiwamu tergeletak meluruh, dalam lemparan satu takdir ke takdir yang lain dalam perjalanan waktu?

Di saat yang sama, semesta menuntut tegarmu, karena tugas tak serta-merta gugur terhalang sedu-sedan pilu.

Maka keksatriaanmu teruji dalam bentur.
Dalam kedalaman pertimbangan setelah sekian lama terpekur.
Dalam cabik implikasi atas pilihan yang selayaknya telah diukur.

Akankah juangmu akan mundur, dan semangat itu jua mengendur?

Ikhlashmu, adalah taruhan di setiap medan juang manapun engkau bertempur.
Dan abailah segenap rindu, sejumput harap tak tentu, berganti Dirinya yang terlalu besar tuk bersanding dengan kesah itu.

Cukupkan Ia bagi kita, dan semoga pulihnya kan segera kembali bertahta...



Wednesday, 8th April 09, 06:29pm
~stillAskingHIM...


Monday, March 9, 2009

Di Pintu Kereta


Baru kali ini aku berdiri di tepi pintu kereta
Memandang peron berjalan
Juga orang yang duduk hendak menumpang
Hilir mudik datang-pulang
Menjalani hidup yang tak pernah selesai.

Baru sekarang ini aku melongok pintu kereta
Menatap langit membentang
Menghirup udara nan menyejukkan
Bebaskan mata bagi cakrawala
Luas,
Seluas mahakarya Sang Pencipta

Baru kali ini kuberdiri di pintu kereta
Meresapi perjalanan
Memaknai kehidupan
Di suatu masa
Akan jua berpulang.


13.10.2008
10.10 wib


note : diketik di hp waktu bnr2 berdiri di pinggir pintu kereta. ternyata asyik banget bediri di deket pintu kereta...adem dan bisa liat pemandangan. pantesan byk yg seneng gelantungan ya...


pic from : http://www.flickr.com/photos/jsampsonak/2752173296/
makasih dan maaf ga ijin..

Hening


Atas kerlip bintang
Atas debur ombak bersahutan
Juga semilir angin yang bertiup perlahan
Atau pelangi yang tiba-tiba muncul dalam semburat kemalu-maluan
Pun cerah mentari yang berbinaran
Terhatur samudra tasbih tak berkesudahan.

Tuhan…
Di bentangan semesta-Mu
Aku meluruh dalam palung kehinaan.



Nias, Oktober 2007
-baruDiPostingSekarang...